Tanpa Polusi dan Polisi karena Awik-Awik
Bagi peminat wisata laut, Pulau Gili Trawangan di Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), bisa jadi pilihan. Pulau yang semasa Orde Baru menjadi tempat pembuangan tahanan atau narapidana politik (tapol/napol) itu menawarkan wisata pantai yang eksotis dan pemandangan bawah laut dengan karang biru.
Sepanjang sisi utara pulau tersebut adalah tempat favorit bagi wisatawan asing yang ingin berjemur. Sementara itu, yang ingin menikmati pemandangan dasar laut bisa ber-snorkeling atau sekalian diving.
Konon, karang biru di pulau tersebut tergolong langka. Sebab, hanya ada dua karang biru di dunia ini. Yang pertama terdapat di Laut Karibia dan yang kedua di Gili Trawangan.
Tidak perlu menjadi penyelam profesional untuk bisa menikmati pemandangan bawah laut tersebut. Ada juga paket fun diving buat penyelam pemula.
Gili Trawangan sebenarnya satu di antara segi tiga gili (pulau) wisata di NTB. Dua lainnya adalah Gili Meno dan Gili Air. Gili Trawangan lebih sering dikunjungi karena fasilitas wisatanya lebih lengkap ketimbang dua tempat lainnya.
Gili Meno yang hanya berjarak 15 menit jika menyeberang dengan perahu tradisional menawarkan objek wisata yang sedikit berbeda, yaitu danau di tengah pulau dengan pasir putih. Biasanya, pasangan yang sedang berbulan madu memilih Gili Meno karena tidak terlalu ramai.
Rangkaian ketiga adalah Gili Air. Jarak tempuhnya sama dengan Gili Trawangan ke Gili Meno. Hanya, situasi di pulau itu lebih ramai. Sebab, sudah banyak penduduk yang bermukim di sana. Bahkan di pulau tersebut pusat pemerintah Desa Gili Indah dijalankan.
Meski terpisah, tiga pulau itu memiliki budaya sama. Yang terkenal adalah awik-awik (larangan) yang berlaku turun-temurun. Salah satunya awik-awik penggunaan kendaraan bermotor.
Larangan tersebut membuat tiga pulau itu terhindar dari polusi. Sebagai sarana transportasi, wisatawan bisa menggunakan sepeda angin. Hanya perlu waktu sekitar 40 menit untuk bersepeda mengelilingi Gili Trawangan. Jika ingin lebih sensasional, gunakan sarana transportasi berkuda.
Selain bebas polusi, tiga pulau itu bebas polisi. Kehadiran polisi memang tidak diperlukan karena penjahat harus berpikir ulang jika mau beraksi di sana. Begitu ketahuan, penjahat akan diarak keliling pulau. Setelah itu, dia di-persona non-grata-kan alias diusir ke luar dan tidak boleh lagi menginjakkan kaki di pulau-pulau tersebut.
Tidak heran jika segi tiga gili itu menjadi pilihan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam eksotis dengan keamanan dan kenyamanan. Yang berminat berkunjung ke sana harus mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Sebab, di bulan-bulan tertentu seluruh penginapan sudah fully booked. Banyak penginapan yang terpaksa menolak tamu.
Secara administrative, tiga gili itu masuk wilayah Kecamatan Pemenang. Kecamatan tersebut adalah satu di antara empat kecamatan di Kabupaten Lombok Utara. Kabupaten itu pun baru berumur 4,5 bulan setelah memekarkan diri dari Lombok Barat.
Ada dua jalur untuk mencapai Pemenang dari ibu kota NTB di Mataram. Yang gemar melintasi hutan bisa menempuh jalur Hutan Pusuk. Melewati jalur tersebut, wisatawan akan disambut magic monkey yang akrab dengan manusia.
Yang suka menikmati panorama laut bisa memilih jalur sunset road. Jalur itu menghubungkan kawasan wisata Senggigi dengan Pantai Pemenang Barat. Hanya, jalur tersebut lebih panjang sekitar 7 km daripada jalur Hutan Pusuk.
Pintu masuk menuju segi tiga gili itu adalah Pelabuhan Bangsal di Pemenang. Perlu waktu 40 menit dengan perahu tradisional dari pelabuhan tersebut untuk menuju Gili Trawangan. Tarifnya cukup murah, Rp 10.000 per kepala.
Yang sudah pesan hotel di Gili Trawangan biasanya akan dijemput dengan speedboat di Teluk Kodek atau Teluk Nara. Waktu tempuhnya lebih cepat, hanya sepuluh menit. Kedua lokasi tersebut menjadi dermaga bagi tamu hotel-hotel di sana. Jaraknya sekitar 3 km arah barat Pelabuhan Bangsal
Sumber










0 comments:
Post a Comment